Sekilas Tentang Fotografi
Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya. Jenis-jenis kamera Kamera film , sekarang juga disebut dengan kamera analog oleh beberapa orang.
Lensa Kamera Mata dari kamera, secara umum menentukan kualitas foto yang dihasilkan lensa memiliki 2 properties penting yaitu panjang fokal dan aperture maksimum. Field of View (FOV) tiap lensa memiliki FOV yang lebarnya tergantung dari panjang fokalnya dan luas film/sensor yang digunakan. Field of View Crop, sering disebut secara salah kaprah dengan focal length multiplier . Hampir semua kamera digital memiliki ukuran sensor yang lebih kecil daripada film 35mm, maka pada field of view kamera digital lebih kecil dari pada kamera 35mm. Misal lensa 50 mm pada Nikon D70 memiliki FOV yang sama dengan lensa 75mm pada kamera film 35mm ( FOV crop factor 1.5x ) Jenis-jenis Lensa a. Berdasarkan prime-vario
b. berdasarkan panjang focal
c. berdasarkan aperture maksimumnya.
d. lensa-lensa khusus
Ketentuan lensa lebar/tele (berdasarkan panjang focal) di atas berlaku untuk kamera film 35mm. Lensa Nikkor 50 mm menjadi lensa normal pada kamera film 35mm, tapi menjadi lensa tele jika digunakan pada kamera digital Nikon D70. Pada Nikon D70 FOV Nikkor 50 mm setara dengan FOV lensa 75 mm pada kamera film 35mm. Peralatan bantu lain untuk Kamera (Fotografi) : Tripod Diperlukan untuk pemotretan dengan kecepatan lambat. Pada kecepatan lambat, menghindari goyangan kamera jika dipegang dengan tangan (handheld). Secara umum kecepatan minimal handhel adalah 1/focal. Membawa tripod saat hunting bisa merepotkan. Untuk keperluan hunting biasanya tripod yang dibawa adalah tripod yang ringan dan kecil. Monopod Mirip tripod, kaki satu. Lebih mudah dibawa. Hanya dapat menghilangkan goyangan vertikal saja. Flash/blitz/lampu kilat Untuk menerangai obyek dalam kondisi gelap. Filter Untuk menyaring cahaya yang masuk. Ada banyak jenisnya.
Exposure Jumlah cahaya yang masuk ke kamera, tergantung dari aperture dan kecepatan.
Contoh : Kombinasi diafragma f/5.6 kec. 1/500 pada ISO 100 setara dengan diafragma f/8 kec 1/500 atau f/5.6 kec. 1/1000 pada ISO 200. Exposure meter (Pengukur cahaya) Hampir tiap kamera modern memiliki pengukur cahaya internal. Selain itu juga tersedia pengukur cahaya eksternal. Exposure metering (sering disingkat dengan metering saja), adalah metode pengukuran cahaya
Exposure compensation, 18% grey. Exposure meter selalu mengukur cahaya dan menhasilkan pengukuran sehingga terang foto yang dihasilkan berkisar pada 18% grey. Jadi kalau kita membidik sebidang kain putih dan menggunakan seting exposure sebagaimana yang ditunjukan oleh meter, maka kain putih tersebut akan menjadi abu-abu dalam foto. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus melakukan exposure compensation. Exposure kita tambah sehingga kain menjadi putih. Under exposured, foto terlalu gelap karena kurang exposure. Over exposured, foto terlalu terang karena kelebihan exposure Istilah stop Naik 1 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 2 kali. Naik 2 stop, artinya exposure dinaikkan menjadi 4 kali. Turun 1 stop exposure diturunkan menjadi 1/2 kali. Turun 2 stop exposure diturunkan menjadi 1/4 kali. Kenaikan 1 stop pada aperture sebagai berikut: f/22; f/16; f/11; f/8; f/5,6; f/4; f/2,8; f/2. Beda f number tiap stop adalah 0,7 kali (1/ Ö 2). Kenaikan 1 stop pada kec. Rana sebagai berikut: 1/2000; 1/1000; 1/500; 1/250; 1/125; 1/60; 1/30; 1/15; 1/8; 1/4; 1/2; 1. Beda speed tiap stop adalah 2 kali. DOF , Depth of Field , Kedalaman Medan. DOF adalah daerah tajam di sekitar fokus. Kedalaman medan dipengaruhi oleh besar aperture, panjang fokal, dan jarak ke obyek. Pemilihan DOF Shooting mode Mode auto , mode point and shoot, tinggal bidik dan jepret. Creative zone Komposisi dan Angle. Komposisi adalah penempatan obyek dalam frame foto Angle adalah sudut pemotretan, dari bawah, atas, atau sejajar. Komposisi dan angle lebih menyangkut ke seni dari fotografi. Faktor selera fotografer sangat besar pengaruhnya. |
Pengenalan Peralatan dan Teknik Fotografi
Senin, 28 Mei 2012 | 0 komentar
Beberapa Teknik dalam Fotografi
| 0 komentar
Teknis Fotografi & Fungsinya
Fotografi bukan segalanya tentang kamera. Dikatakan bahwa fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Menghasilkan sebuah gambar yang bagus, harus memiliki visi yang kuat dalam hal ‘melihat’. Memperhatikan cahaya, komposisi dan momen adalah hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan ‘bagus’. Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknis fotografi dasar. Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka, sekiranya perlu mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja. Tugas utama dari kamera adalah mengatur intensitas cahaya yang masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera mengizinkan terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan terbakar (overexposed). Dan sebaliknya. Bagaimana agar cahaya yang masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang, atau dengan kata lain ‘pas’. Berikut saya jabarkan satu-satu. Aperture Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar. Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih… Very Happy Efek Samping dari Aperture Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field). Untuk lebih jelasnya, lihat foto berikut ini: f/3.5, 1/125 detik @ 50mm ISO 100 Seperti contoh gambar diatas, terlihat bahwa daerah focus hanya pada putik bunganya saja. Sedangkan bagian mahkotanya sudah out of focus (blur). Tapi, coba lihat pengambilan dengan bukaan kecil ini. f/11, 1/200 detik @ 17mm ISO 200 Pada contoh diatas hampir keseluruhan gambar terlihat tajam (kecuali objek yang memang jauh). Shutter Speed Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar. Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematis memang begitu khan? Efek Samping dari Shutter Speed Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat. Lebih jelasnya, silahkan lihat foto berikut sebagai ilustrasi: 1/320 detik, f/5.6 @ 17mm ISO 100 Kuda sedang berlari (gak mungkin sedang nari khan?) terlihat diam dengan menggunakan shutter speed yang cepat. 1/15 detik, f/11 @ 17mm ISO 400 orang yang sedang duduk terlihat tajam, sedangkan kendaraan dibelakangnya yang bergerak terlihat blur. ISO atau ASA Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya. Efek Samping ISO atau ASA ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =) Yang penting adalah kita mengenal kamera serta fungsi-fungsinya sebagai alat yang menyalurkan visi kita dalam menghasilkan sebuah gambar. Jadi, semua fungsi memiliki efek samping, tapi bukan berarti ini jelek. Namun, kita harus bisa menggunakannya dengan bijak. Pertanyaannya adalah, efek apa yang ingin dihasilkan supaya memperkuat pesan yang ingin disampaikan? Kalau mau lebih kuat lagi sampeiin aja sendiri… :p |
Posisi Pemotretan
Minggu, 27 Mei 2012 | 0 komentar
Cara Memegang Kamera
Perkembangan teknologi DSLR sangat pesat saaT ini saya lihat banyak sekali muda mudi yang sudh memiliki kamera SLR,mulai dari yang entry level sampai pro. Sayang sekali dengan gear yang mahal seperti itu jika tidak digunakan secara maksimal. Salah satu teknik dasar yang sering kali dilupakan adalah bagaimana memegang kamera yang benar,sering sekali soal ini diremehkan.yang penting sudah pegang kamera mahal,lensa sudah VR(vibrate reduction) pada nikon,IS(image stabiliser) pada canon.pasti bisa dapat gambar bagus tanpa shake.sebenarnya itu semua belum cukup karena hasil gambar yang bagus bukan dikarenakan gear yang digunakan tapi orang yang ada di balik kamera. Teknik memegang kamera diperlukan agar dapat menghasilkan gambar yg lebih tajam karen tidak goyang,dan juga untuk menghemat tenaga saat memegang lensa SLR yang berat. Kayaknya telalu banyak omong juga,langsung aja aq coba share teknik pegang kamera yang baik. Dari gambar di atas dapat dilihat.tangan kiri memegang kamera ,sambil jari-jari memegang grip zoom lensa.tangan kanan memegang bagian shutter kamera,disini tangan kanan berfungsi untuk mengatur setting kamera.kedua siku menekan tubuh,posisi ini berfungsi agar kamera tidak banyak goyang,karena ada tumpuan di badan kita.pastikan memegang kamera memandu mata kita pada obyek yang akan di ambil. Cara diatas juga benar cara diatas akan lebih memudahkan untuk memprtahankan kamera dari getaran tubuh kita,kita boleh sesekali menggunakan posisi ini untuk menggambil gambar yang menggunakan shutter speed lambat,seperti foto landscape,karena dengan posisi ini kamera akan lebih stabil. Cara memegang kamera yang salah Dari gambar di atas kita bisa melihat teknik memegang kamera yang salah,dimana dengan posisi itu kamera kita akan rawan sekali terkena goncangan sewhingga susah untuk mendapatkan hasil gambar yang tajam.jangan lupa gantung kamera kita dileher,disini fungsi strap kamera untuk menahan kamera saat terlepas dari tangan kita. Cara memegang kamera secara vertikal Untuk menghasilkan gambar kita tidak monoton memegang kamera secara hotisontal, suatau saat kita pasti memegang kamera secara vertikal untuk memberikan efek lain pada hasil foto kita, selain itu teknik memegang seperti ini biasa digunakan untuk foto potrait. Dibawah ini adalah gambar memegang kamera yang benar dan yang salah Di gambar sebelah kanan fotografer memegang kamera dengan tumpuan kedua sikunya pada tubuhnya disini.dengan posisi ini kamera akan lebih stabil. Dengan tangan kiri memegang lensa dan jari2 pada ulir lensa, tangan kanan memegang shutter dan untuk setting kamera. Pada gambar sebelah kiri,ini slah satu teknik memegang kamera yang kurang benar,dimana tumpuan kamera hanya pada tangan kiri saja,kesalahan ini sering sekali kita lakukan,sehingga susah menghasilkan gambar yang tajam.saya sendiri dulu seting melakukan kesalahan ini karena lebih nyaman seperti ini,tapi sekarang ini lebih mudah karena saya sudah memasang baterai grip,sehingga posisi seperti itu jarang saya gunakan. Posisi kaki Dilihat dari gambar di atas kaki kiri di depan kaki kanan,kuda-kuda ini(cie kayak mau silat) berfungsi agar kita tidak mudah jatuh dan tentu saja untuk menjaga kestabilan kamera.jangan sesekali memposisikan kaki seperti gambar sebelah kirio,karena sengan posisi itu tubuh kita akan mudah sekali goyang Cara memegang kamera SLR saat kita mengambil pada posisi rendah atau jongkok Gambar diatas memperlihatkan cara memegang kamera disaat posisi rendah.perhatikan dengan seksama,dari 3 gambar diatas, tumbuan tanagn selalu ada pada kaki,tentu saja tumpuan itu berguna untuk mempertahankan kstabilan kamera. Dapat dilihat pada kedua gambar diatas.posisi tumpuan tangan.pada gambar sebelah kanan,menunjukkan tumpuan tangan ada di kaki,sedang gambar yang satu lagi.kaki di luruskan sehingga tidak ada tumpuan pada tangan kita. Gunakan benda benda skitar kita untuk menambah kestabilan memegang kamera. Banyak benda yang bisa gunakan sebagai tumpuan,bisa dinding,mobil,pohon,tiang listrik,apa saja yang bisa membantu kstabilan kamera. Cara memegang kamera saat sedang tiarap Tentunya kita tau untuk menghasilkan gambar tidak melulu mengambil dari angel yang sama,kita perlu mengambil dari beberapa angel untuk menghasilkan gambar yang bagus.kadang kala kita perlu tiarap di lantai.nah untuk memegang kamera saat tiarappun dibutuhkan tukpuan yang kuat pada tangan untuk menjaga kestabilan kamera. Dapat kita lihat,untuk mempertahankan kestabilan kamera kita harus menggunakan siku,jangan menggunakan badan kita sebagai tumpuan,karena akan mudah goyang.
Mode Pemotretan Pada kamera Nikon D70
Selasa, 22 Mei 2012 | 0 komentar
Pada kamera Nikon D70 terdapat 11 mode pemotretan:
M= Full Manual
Pada mode ini pengaturan kamera sepenuhnya manual, baik shutter speed, aperture, ISO, dsb.
A= Aperture Priority
Pada mode ini aperture dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun shutter speed akan mengimbangi secara otomatis akan kebutuhan cahaya sesuai dengan besar aperture.
S= Shutter Priority
Pada mode ini shutter speed dapat diatur sesuai dengan kehendak, namun aperture akan mengimbangi secara otomatis kebutuhan cahaya yang sesuai dengan shutter speed.
P= Program
Pada mode ini baik aperture maupun shutter speed akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai dengan kebutuhan cahaya, hanya saja pada mode ini tingkat exposure dapat diatur sesuai dengan kehendak.
Auto
Mode auto merupakan mode dimana kamera secara penuh mengatur akan segala kebutuhan pengaturan, dengan kata lain pada mode ini fotografer tinggal "jepret" saja.
Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan portrait ( foto manusia ), seperti penggunaan tonal warna untuk skin tone, dsb.
Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan ( landscape), seperti tone warna yang lebih vivid atau lain sebagainya.
Macro
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto macro ( jarak dekat sehingga objek tampak lebih besar ), seperti fokus lensa yang lebih disesuaikan.
Moving Object
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan objek yang bergerak, sehingga fokus lensa akan lebih cepat bergerak menyesuaikan dengan pergerakan objek.
Night Landscape
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto pemandangan pada malam hari.
Night Portrait
Mode ini merupakan pencabangan mode full auto, namun lebih disesuaikan dengan kebutuhan foto portrait malam hari atau cahaya redup.
Canon EOS 5D Mark III kit (24-105L)
Rabu, 16 Mei 2012 | 0 komentar
Canon EOS 5D Mark III kit (24-105L)
Rp. 39,350,000
| |
Garansi | : 1 Year Service & Spare Part |
Resolusi | : 22.3 MP |
Battery | : Lithium |
LCD | : 3.2 " |
Memory | : CF |
The Power to Create.
Canon is proud to present the highly anticipated EOS 5D Mark III. With supercharged EOS performance and stunning full frame, high-resolution image capture, the EOS 5D Mark III is designed to perform. Special optical technologies like the 61-Point High Density Reticular AF and an extended ISO range of 100-25600 (expandable to 50 (L), 51200 (H1) and 102400 (H2) make the EOS 5D Mark III ideal for shooting weddings in the studio or out in the field, and great for still photography. Advanced professional-level high definition video capabilities (that includes a host of industry-standard recording protocols and enhanced performance) make it possible to capture beautiful cinematic movies in EOS HD quality. A newly designed 22.3 Megapixel full-frame Canon CMOS sensor, Canon DIGIC 5+ Image Processor, and shooting performance up to 6.0 fps provide exceptional clarity and sharpness, even when capturing rapidly-unfolding scenes. Additional technological advancements include an Intelligent Viewfinder, Canon's advanced iFCL metering system, High Dynamic Range (HDR), and Multiple Exposure mode — all of which that help make the EOS 5D Mark III the perfect multimedia tool.
Specifications
Type
Digital, AF/AE single-lens reflex, camera
Recording Media
CF Cards (Type I); Compatible with UDMA CF cards; SD, SDHC, and SDXC Memory Cards
Image Format
Approx. 36 mm x 24mm (35mm Full-frame)
Compatible Lenses
Canon EF Lenses (excluding EF-S Lenses)
Lens Mount
Canon EF mount
Image Sensor
Type
High-sensitivity, high-resolution, large single-plate CMOS sensor
Pixels
Effective pixels: Approx. 22.3 megapixels
Total Pixels
Total pixels: 23.4 megapixels
Aspect Ratio
3:2 (Horizontal: Vertical)
Color Filter System
RGB primary color filters
Low Pass Filter
Fixed position in front of the image sensor
Dust Deletion Feature
(1) Self Cleaning Sensor Unit ·Automatic Sensor Cleaning ·Removes dust adhering to the infrared- and ultraviolet-blocking glass. ·Self-cleaning executed automatically when power is turned on or off. Manual execution also possible. ·Low-pass filter has a fluorine coating. (2) Dust Delete Data acquisition and appending ·The coordinates of the dust adhering to the infrared- and ultraviolet-blocking glass are detected by a test shot and appended to subsequent images. ·The dust coordinate data appended to the image is used by the provided software to automatically erase the dust spots. (3) Manual cleaning
Recording System
Recording Format
Design Rule for Camera File System 2.0 and EXIF 2.3
Image Format
Still Image: JPEG, RAW (14-bit Canon Original), M-RAW, S-RAW, RAW+JPEG, M-RAW+JPEG, S-RAW+JPEG Video: MOV (Image data: H.264/MPEG-4 AVC; Audio: Linear PCM)
File Size
(1) Large: Approx. 22.10 Megapixels (5760 x 3840) (2) Medium: Approx. 9.80 Megapixels (3840 x 2560) (3) S1 (Small 1): Approx. 5.50 Megapixels (2880 x 1920) (4) S2 (Small 2): Approx. 2.50 Megapixels (1920 x 1280) (5) S3 (Small 3): Approx. 350,000 Pixels (720 x 480) (6) RAW: Approx. 22.10 Megapixels (5760 x 3840) (7) M-RAW: Approx. 10.50 Megapixels (3960 x 2640) (8) S-RAW: Approx. 5.50 Megapixels (2880 x 1920) Exact file sizes depend on the subject, ISO speed, Picture Style, etc.
Recording Functions
1. Standard * Records to either the CF card or SD card. 2. Auto switch card * When the current card becomes full, the camera switches to the other card automatically. 3. Record separately * The CF card and SD card record the same image at a different image recording quality (L, M, S1, S2, S3, RAW, M-RAW, S-RAW) 4. Record to multiple * Both the CF card and SD card record the same image at the same image recording quality. (Also applies to RAW+JPEG, M+JPEG, and SRAW+JPEG)
Backup Recording
Images recorded in a card can be copied to the other card
File Numbering
The following three types of file numbers can be set: (1) Continuous numbering * The continuous numbering of captured images will continue even after you replace the camera's card. (The numbering continues even when the folder changes.) (2) Auto reset * When you replace the camera's card, the numbering will be reset to start from 0001. If the new card already contains images, the numbering will continue from the last recorded image in the card. (3) Manual reset * Resets the file number to 0001, and creates a new folder automatically.
RAW + JPEG Simultaneous Recording
The image-recording quality can be selected in any combination of the three RAW and eight JPEG recording quality settings.
Color Space
Selectable between sRGB and Adobe RGB
Picture Style
Auto, Standard, Portrait, Landscape, Neutral, Faithful, Monochrome, User Defined 1-3 * Scene Intelligent Auto will set [Auto] automatically. * [Standard] is the default setting for [User Def. 1-3]
Viewfinder
Type
Eye-level pentaprism
Coverage
Approx. 100% vertically and horizontally (At approx. 21mm eyepoint)
Magnification
Approx. 0.71x / Angle of view 34.1° (with 50mm lens at infinity, -1 m-1 (dpt))
Eye Point
Approx. 21mm (At -1m-1 from the eyepiece lens center)
Dioptric Adjustment Correction
-3.0 to +1.0m-1 (diopter)
Focusing Screen
Fixed
Mirror
Quick-return half mirror (transmission: reflectance ratio of 40:60)
Viewfinder Information
·AF information AF point, focus confirmation, AF status indicator ·Exposure information Shutter speed, aperture, ISO speed (always displayed), AE lock, exposure level, exposure warning ·Flash information Flash ready, flash exposure compensation, high-speed sync, FE lock, red-eye reduction light ·Image information Highlight tone priority (D+), maximum burst (2-digit display), card information ·Battery check ·Composition information Grid, electronic level ·Warning symbol Displayed if any of the following is set: Monochrome, white balance correction, One-touch recording quality switch, expanded ISO speed, or spot metering.
Depth Of Field Preview
Enabled with Depth-of-field preview button
Autofocus
Type
TTL secondary image - registration, phase detection
AF Points
61-point (up to 41 cross-type points) * One to five cross-type AF points at f/2.8, 10 to 20 cross-type AF points at f/4, and 15 to 21 cross-type AF points at f/5.6. (The number of cross-type AF points will differ depending on the lens.)
AF Working Range
EV -2 - 18 (at 73°F/23°C and ISO 100)
Focusing Modes
(1) Autofocus ·One-Shot AF ·Predictive AI Servo AF -For automatic AF point selection, the AF point to start the AI Servo AF operation can be selected. -For automatic AF point selection, the active AF point can be displayed. ·AI Focus AF -(Switches between One-Shot AF and AI SERVO AF automatically) -Automatically set in A+ Auto Mode (2) Manual focus (MF)
AF Point Selection
1. Single-point AF (Manual selection) 2. Auto selection 61-Point AF 3. Single-point Spot AF (Manual selection) 4. AF point expansion (Manual selection, 4 points: Up, down, left, and right) 5. AF point expansion (Manual selection, surrounding 8 points) 6. Zone AF (Manual zone selection)
Selected AF Point Display
Displayed in viewfinder with transparent LCD and on LCD panel
Active AF Point Indicator
AF area used in horizontal/vertical (grip up or down) shooting and the manually-selected AF point position can be set separately
AF Assist Beam
(1) Enable With an EOS-dedicated Speedlite, AF-assist beam is emitted automatically when necessary. (2) Disable (3) IR AF assist beam only * No AF-assist beam with flash bursts.
Shutter
Type
Vertical-travel, mechanical, focal-plane shutter with all speeds electronically-controlled
Shutter Speeds
1/8000 to 1/60 sec., X-sync at 1/200 sec. 1/8000 to 30 sec., bulb (Total shutter speed range. Available range varies by shooting mode.) * Shutter speed's control range can be set with a Custom Function.
Shutter Release
Soft-touch electromagnetic release
Self Timer
10-sec. or 2-sec. delay
Drive System
Drive Modes
Single, High-speed continuous, Low-speed continuous, Silent Single Shooting and Self-timer (10 sec. self-timer/remote control, or 2-sec. self-timer/remote control)
Continuous Shooting Speed
High-speed: Maximum approx. 6 shots/sec. Low-speed: Maximum approx. 3 shots/sec. Silent continuous shooting: Maximum approx. 3 shots/sec.
Maximum Burst
·JPEG Large/Fine: Approx. 65 shots (approx. 16270 shots) ·RAW: Approx. 13 shots (approx. 18 shots) ·RAW+JPEG Large/Fine: Approx. 7 shots (approx. 7 shots) *Figures are based on Canon's testing standards (ISO 100 and Standard Picture Style) and a 8 GB card. *Figures in parentheses apply to an UDMA mode 7, 128 GB card based on Canon's testing standards.
Live View Functions
Shooting Modes
Still photo and video recording
Focusing
(1) Autofocus (One-Shot AF) ·Live mode ·One-point, contrast AF. Switching to another AF point possible. ·Face detection Live mode ·Face detection, contrast AF. Face selectable. ·Quick mode 61-point, phase-difference AF, same as normal shooting. (2) Manual focus * Magnify the image by 5x or 10x and focus manually.
Metering Modes
Real-time Evaluative metering with the image sensor
Metering Range
Real-time evaluative metering with image sensor: ·Metering range: EV 0 - EV 20 (At 73°F/23°C, 50mm f/1.4 lens, ISO 100) ·AE lock possible ·The active metering time can be changed.
Grid Display
Three grid display provided
Exposure Simulation
Provided
Silent Shooting
Provided (Mode 1 and 2)
Video Shooting
File Format
MPEG-4 AVC / H.264 Variable (averaged) bit rate
File Size
Recording Sizes: 1920 x 1080 (Full HD), 1280 x 720 and 640 x 480
Frame Rates
[1920 x 1080]: 30 fps / 25 fps / 24 fps [1280 x 720]: 60 fps / 50 fps [640 x 480]: 30 fps / 25 fps
Continuous Shooting Time
Based on 8GB Card: [1920 x 1080] 30 fps ALL-I: 11 min. (685 MB/min.) / IPB: 32 min (235 MB/min.) 25 fps ALL-I: 11 min (685 MB/min.) / IPB: 32 min. (235 MB/min.) 24 fps ALL-I: 11 min. (685 MB/min.) / IPB: 32 min. (235 MB/min.) [1280 x 720] 60 fps ALL-I: 12 min. (610 MB/min.) / IPB: 37 min. (205 MB/min.) 50 fps ALL-I: 12 min. (610 MB/min.) / IPB: 37 min. (205 MB/min.) [640 x 480] 30 fps IPB: 97 min. (78 MB/min.) 25 fps IPB: 97 min. (78 MB/min.) * If the recording time reaches 29 min. 59 sec., the movie shooting stops automatically. * Movie shooting does not stop when the file size reaches 4GB.
Focusing
Same as focusing with Live View shooting * During movie shooting or if movie cropping has been set, the image cannot be magnified for manual focusing.
Range
ISO Range ·P, Av, and Bulb: Automatically set within ISO 100 - 12800, expandable to H (equivalent to ISO 25600) ·A+ and Tv: Automatically set within ISO 100 - 12800 ·M: Auto ISO (automatically set within ISO 100 - 12800), ISO 100 - 12800 set manually (in 1/3- or whole-stop increments), expandable to H (equivalent to ISO 16000/20000/25600) * If Highlight tone priority is set to enable, the settable ISO speed range will be ISO 200 - 12800.
Exposure Control
(1) Program AE for movie shooting * For shooting modes other than manual exposure and bulb. * Shutter speed (1/30 - 1/4000 sec., signal accumulation time), aperture, and ISO speed automatically set. (2) Manual exposure * For manual exposure. * Shutter speed (signal accumulation time), aperture, and ISO speed (auto/manual) manually set. The shutter speed (signal accumulation time) is limited to 1/4000 sec. at the maximum and to 1/30 sec. at the minimum for 24/25/30 fps or 1/60 sec. or higher for 50/60 fps.
Exposure Compensation
Up to ±3 stops in 1/3-stop increments * For movies, even if exposure compensation has been set beyond ±3 stops, exposure compensation up to only ±3 stops will be applied. * For still photos, exposure compensation up to ±5 stops can be applied.
LCD Monitor
Type
TFT color, liquid-crystal monitor
Monitor Size
3.2-inches
Pixels
Approx. 1.04 million dots
Coverage
Approx. 100% Approx. 170° vertically and horizontally
Brightness Control
Auto: Brightness adjusted automatically by the light sensor * Adjustable to one of three levels: Darker, Standard, Brighter Manual: Adjustable to one of seven brightness levels
Interface Languages
25 (English, German, French, Dutch, Danish, Portuguese, Finnish, Italian, Norwegian, Swedish, Spanish, Greek, Russian, Polish, Czech, Hungarian, Romanian, Ukraine, Turkish, Arabic, Thai, Simplified/Traditional Chinese, Korean, Japanese)
Playback
Display Format
Single image, Single image + Image-recording quality/shooting information, histogram, 4- or 9-image index, magnified view (approx. 1.5x-10x), rotated image (auto/manual), image jump (by 10/100 images, index screen, by shooting date, by folder), two-image comparative display, slide show (all images/selected by date/folder), star rating
Highlight Alert
With single-image display (Info.) and single-image display, overexposed highlight areas will
Dimensions and Weight
Dimensions (W x H x D)
Approx. 6.0 x 4.6 x 3.0 in. (152.0 x 116.4 x 76.4 mm )
Weight
Approx. 33.5 oz. / 950g (Based on CIPA standards) Approx. 30.3 oz./ 860g (Body only)
Operating Environment
Working Temperature Range
32-104°F/0-40°C
Working Humidity Range
85% or less |
Asus PadFone
| 0 komentar
Asus menghadirkan sebuah video demo yang memamerkan sebuah perangkat yang beberapa waktu lalu sempat dipamerkan dalam ajang Mobile World Congress (MWC) 2012, Asus PadFone.
Hal pertama yang menjadi keunggulan Asus PadFone yang dipamerkan dalam video adalah daya tahan baterainya yang luar biasa. daya tahan baterai normal Smartphone nya bisa mencapai 16 jam, lalu bisa menjadi 62 jam jika dihubungan ke PadFone Station dan 102 jam dengan terpasangnya Stasion Dock Keyboard pada perangkat.
Asus PadFone memiliki layar Super AMOLED 4,3 inci, Prosesor Qualcomm Snapdragon 1,5GHz, kamera belakang 8MP dan akan berjalan dengan OS Android 4.3 Ice Cream Sandwich.
Beberapa waktu yang lalu, Asus PadFone sempat dirumorkan akan hadir pada bulan April lalu, tapi entah kenapa sampai saat ini Asus PadFone belum juga tersedia di pasaran.
Artikel lain yang Anda mungkin sukai :
Detail Tambahan Asus Padfone Diungkap Di MWC 2012
Octopus Keyboard, Hadirkan Style Keyboard BlackBerry 10 di iOS
Asus Eee PC 1025 Flare Series, Netbook Dengan Prosesor Intel Atom Cedar Trail N2800 Dual-Core Terbaru Resmi Dirilis Asus
Video Demo Android 4.0 Pada Asus Transformer Prime Muncul dengan 3D yang Oke
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular Posts
-
Untuk DSLR, assist beam light canon, bukan di tiadakan, tp di ganti di internal flash. Dulu jaman film contoh EOS100, dia ada di samp...
-
Assalamu'alaikum brada n' sista. Ane mau share software buat kasir toko nih. Semoga bermanfaat. Support on Windows 2000,...
-
Photoshop actions selain bisa menghemat waktu editing foto, juga bisa dimanfaatkan untuk membuat efek tertentu secara konsisten dari fo...
-
Langkah dasar yang harus sobat lakukan adalah mengambil foto dengan posisi angle yang sama minimal 2 gambar. Kemudian menginstall photosho...